Kamis, 12 September 2013

Jogja 3 hari 2 malam (episode 2)

JOGJAKARTA HARI KEDUA
Bangun pagi celingukan cari udut, terus nyeduh kupi item. Rencananya hari ini mo sedikit narsis di salah satu dari 7 keajaiban dunia. Entah knapa begitu nekatnya bawa motor sewaan, padahal lom ada satupun dari kru ini yang pernah kesana. Lagian sewa motornya berakhir siang ini (24jam).
Show must go on.!! Setelah sarapan, kami berangkat dari tempat kost jam 9 pagi. Perkiraan butuh waktu 1-2 jam dengan kondisi jalan lancar. Ah indah dan teraturnya Jogja.. beberapa kali melihat pengguna sepeda yang berada dijalur khusus sepeda. Nampak bangunan-bangunan yang kuno namun eksotik..
Memasuki jalan raya Jogja-Magelang. Jalan padat merayap, banyak bus yang putar arah membuat jalan semakin macet. Rupanya wilayah ini terkena dampak lahar dingin yang cukup berat.

Rumah warga terkena lahar dingin

 
View kearah jalan raya dari atas rumah penduduk yang tertimbun pasir dan batu

 
Banyak penambang pasir dan batu kali yang menunggu truk pengangkut

Kemacetan terjadi karena sebagian ruas jalan tertutup pasir, serta batu-batuan yang ukurannya lumayan besar ( di tepi jalan ada beberapa batu yang sebesar mobil). Subhanallah, batu sebesar itu bisa terbawa dari gunung merapi sampai kesini.. sayang ga ada dokumentasinya, ga enak mo berhenti nanti menambah macet.
Sekitar jam 12 siang kami sampai di daerah wisata candi Borobudur. Berhenti sejenak di masjid (atau musholla yah.?) untuk melepas lelah dan sholat dzuhur. Berpikir keras, mengambil keputusan untuk masuk atau kembali ke Jogja. Knapa.??? Lha itu tiket masuk lumayan mahal -_-“. Jujur aja gw belum searching apa-apa untuk backpacking kali ini, jadi agak kaget.
Bodo amat deh nekat, kalo ga ada ongkos ke Jakarta nanti kita ngamen dulu aja :D. Akhirnya masuk ke area candi Borobudur.

Sebagian area candi dalam tahap renovasi setelah bencana gunung merapi

 
Puncak candi

 
Stupa yang terbuka, ada patung Sidharta Gautama dalam posisi bersila

Sumpah panas banget, dah panas-panasan dipantai sekarang di candi, ampunn..

Relief di dinding candi

Di sekeliling candi, di setiap tingkat ada jalan seperti ini. Di dindingnya terdapat pahatan yang menceritakan kehidupan Sidharta Gautama hingga mencapai kesempurnaan. Ada urutan cara membaca relief yang ada di dinding candi. Kalo ga salah, mulai dari pintu utara, naik tangga. Kelilingi tingkat 1, entah clockwise atau counterclockwise gw lupa. Sampai kembali ke tempat semula di utara, lalu naik lagi ke tingkat berikutnya kemudian kelilingi dengan cara yang sama. Begitu tata cara nya.
Weh gw bukan tour guide sih, pintu utara sebelah mana juga ga tau. Ini cuma asal terjemahin dari tulisan yang ada di pelataran candi. Secara bahasa inggris gw ala kadarnya, lagian ini flashback lebih dari setahun yang lalu~ (alibi mode ON)

 
Banyak pucuk pohon kelapa yang rebah, ini juga akibat dari bencana gunung merapi kemarin

Pecahan dan patahan bagian candi yang asli

            Candi Borobudur beberapa kali mengalami renovasi. Bagian-bagian yang rusak tetap disimpan sebagai bukti sejarah. Banyak bagian dari candi yang sudah diganti, tetapi tetap mengikuti bentuk aslinya : )
            Selesai deh tour de borobudur-nya. Istirahat sebentar di pendopo sambil menikmati alunan musik, live concert lho.
Jalur keluar candi melewati semacam pasar untuk souvenir dan makanan khas. Lapar dan haus sebenarnya, tapi dompet cuma kasih ijin beli air mineral :p
NB: Jangan ke candi tengah hari kalo musim kemarau, panasnya mengerikan. Ada penyewaan payung, tapi menurut gw mending buat makan malam..

JOGJAKARTA MALAM HARI
Setelah siang hari kami ke candi Borobudur, malamnya rencana mo ke jalan malioboro. Ga banyak yang bisa diceritain. Soalnya Uje ketiduran, jadi berangkat jam 12 malam..
Lumayan jalan kaki dari tempat kost sampai malioboro. Rutenya melewati gerbang UGM- Tugu-Jalan Malioboro. Ada satu hal lagi yang membuat gw salut dengan Jogja, ketaatan warga setempat dengan aturan yang berlaku.
Bayangkan jam 2 dinihari di jalan sepi, hanya ada 1-2 motor yang lalu lalang. Dalam kondisi seperti itu, bahkan mereka rela menunggu lampu hijau menyala dan ga mau menerobos lampu merah. Ckckck.. ibukota pindah kesini aja lah.
Sayang Akim ga bisa ikut jalan malam ini karena bikin tugas untuk kuliahnya. Yowes lah, good luck my friend. Ini malam terakhir kami disini, jadi sayang kalo cuma dipake tidur.

Ini loh yang disebut tugu, iseng ah poto-poto
Sampai di tugu sekitar jam 1 dinihari. Tugu ini letaknya di persimpangan empat jalan. Gw sendiri lom baca-baca, jadi ga mengerti fungsi dan sejarahnya.

 
Ada tulisan-tulisan kek begini di tiap sisinya 

Sakit lu yah, kaleng kosong di intip-intip

Eaa.. cari kesempatan minta tolong dipoto bertiga
Kami lanjut jalan ke arah malioboro, melewati stasiun besar jogja. Tuh kan sepi, ini kan malam senin, besok hari kerja. Sampai di malioboro jam 2 pagi, udara dingin sisa hujan tadi malam makin terasa, sepi jadi tambah dingin. Celingukan cari kupi buat temen udut, sambil melepas lelah kaki yang ga kerasa udah dipake jalan 2 jam.
Malioboro jam 2 pagi
Kami sampai di kost jam 3 pagi. Mata ngantuk, kaki pegel. Istirahat tidur dulu, nanti siang beli tiket untuk pulang ke Jakarta.
Bangun tidur, packing, cari sarapan. Siangnya Uje beli tiket, keberangkatan jam 5 sore. Duduk-duduk dulu, ngobrol.
Hmm.. banyak yang belum dijelajahi : ). Tapi setidaknya kami pernah menjejakkan kaki di tanah ini. Makasi atas bantuan dari teman-teman ditempat kostnya Akim. Makasi banget untuk pinjeman motornya. Terlebih lagi untuk Akim yang memberi tumpangan kamar dan jadi guide dadakan (maaf kamarnya jadi sempit -_-“)
Jogja, I’ll be back
Biaya:               Tiket kereta PP                       Rp 70.000,-
                        Angkot ke kost Akim              Rp   5.000,-
                        Sewa motor 24 jam                 Rp 50.000,-
Tiket masuk candi                  Rp 26.000,-
Retribusi Parangtritis gw lupa brapa, tapi murah kok
Rata-rata biaya sekali makan Rp 5.000,-.
Biar lebih hemat bawa bekal ke tempat wisata, kita bungkus nasi beli di sekitar kost-kostan (harga mahasiswa, i like this.!!!)
Souvenir murah meriah.!! Sebelum masuk loket area candi, banyak mbak-mbak penjual souvenir berbentuk gantungan kunci. Harga gantungan kunci berbentuk candi Borobudur dan prambanan @Rp2000,-. Untuk hitungan tempat wisata, menurut gw murah lho. Namanya juga edan. Segitu aja masi ditawar, beli beberapa buah akhirnya dapet bonus 1. Horeee.!! Gw ambil yang bonusnya aja, jadi ga usah beli :D
Total biaya gw sendiri Rp250.000,- (5 ribu perak terakhir buat naik angkot dari stasiun Bekasi ke rumah). Gw butuh kopi sama rokok, padahal tanpa itu Rp200.000,- keknya cukup. Lumayan untuk hitungan perjalanan selama 3 hari 2 malam. Hohoho..

2 komentar:

MasTry mengatakan...

Haha,..Asik juga ya ceritanya,...

dell inside mengatakan...

Trims mas try, masi banyak yang belum dijelajahi di jogja.